Kamis, 20 Juni 2013

KISAH TELADAN KEJUJURAN SYEKH ABDUL KHODIR ALJAELANI
































Kisah teladan ini menceritakan kejujuran dan ketaatan syekh abdul qadir al jaelani q.s pada ibunya sampai dia tidak mau melanggar amanat ibunya kepada beliau dalam keadaan apapun.dan cerita ini di ambil dari kitab manakibnya tuan syekh abdul qadir al jaelani.q.s  kisah ini berawal ketika syekh abdul qadir al jaelani masih muda ketika itu beliau sedang menggembalakan unta di gurun dan atas kekuasaan alloh unta yang sedang di gembalakannya bicara kepada beliau,"hai abdul qadir engkau di ciptakan alloh bukan untuk menjadi seorang penggembala" dan abdul qadir al jaelani pun merasa heran dengan kejadian itu lalu dia pun memberitahukan kepada ibunya kejadian yang dialaminya itu  singkatnya abdul qadir al jaelani pun meminta ijin kepada ibunya untuk menuntut ilmu agama ke bagdad.mendengar niat anaknya begitu ibunya pun merasa senang dan mengijinkannya untuk menimba ilmu agama kepada ulama-ulama besar di bagdad.dan ibunya pun berpesan pada anaknya,"wahai abdul qadir ibu meminta kepada kamu untuk berlaku jujur dalam tindakan dan ucapan selama kamu menimba ilmu disana,dan ibu memberikan bekal kepada kamu warisan dari ayahmu uang sebanyak 200dinar untuk bekal kamu selama kamu disana.  apabila nanti ada rombongan pengusaha yang akan pergi kesana alangkah baiknya kamu ikut rombongan itu.dan abdul qadir pun pergi dengan ridha ibunya.ditengah perjalan ada sekelompok gerombolan perampok yang menghadang rombongan syekh abdul qadir dan para pengusaha.kelompok gerombolan ini terkenal bengis dan sadis.dan satu persatu harta yang dibawa para rombongan pun di rampas.  dan pada saat salah satu anggota perampok mendekati abdul qadir ,ia pun bertanya kepada abdul qadir,"hai anak muda harta apa yang kamu miliki dan abdul qadir pun menjawab aku punya uang 200dinar,yang di simpan di bawah ketiaknya,dilalah anehnya orang yang bertanya tadi malah tertawa dan tidak percaya bahwa tampang seperti ini memiliki harta 200 dinar dan berkata jujur.  dan beliau pun di suruh pergi,dan bertemu lagi dengan anggota rampok yang lain dan ditanya lagi seperti pertanyaan tadi. dan orang ini pun tidak mempercayainya.dan pada akhirnya kepala rampoknya mendengar bahwa ada anak muda yang mengaku memiliki harta 200dinar tapi tidak ada yang percaya.dan disuruhlah abdul qadir untuk menghadap kepada kepala rampok.dan kepala rampok tadi menanyakan pertanyaan sama dengan anak buahnya.dan abdul qadir pun menjawab dengan jawaban yang sama dan membuktikan bahwa dia memang memiliki uang 200dinar.  ketika melihat kebenaran dan kejujuran dengan anak muda ini (syekh abdul qadir al jaelani q.s.)sedikit kaget dan tercengang lalu dia pun bertanya kepada beliau mengapa engkau mau berkata jujur padahal dalam situasi serba susah begini.dan abdul qadir pun menjawab " saya tidak ingin melanggar janji saya pada ibu saya dan saya tidak ingin membuat ibu saya merasa kecewa" dan kepala rampok tersebut menanyakan kembali memang kamu telah berjanji apa pada ibu kamu padahal ibumu tidak akan mengetahuinya.lalu abdul qadir pun menjawab" ibu saya mewasiatkan kepada saya untuk berlaku jujur dalam bertingkah laku dan berbicara walau dalam keadaan apapun"  mendengar penjelasan abdul qadir si kepala rampok pun merasa terharu dan menangis di hadapan beliau karena merasa malu pada sikap abdul qadir (yang pada waktu itu masih muda) yang  tidak berani melanggar janji pada ibunya ,sedangkan dia dan anak buahnya sudah sering dan banyak melanggar aturan alloh, dan bagaimana alloh sangat membencinya .  karena ketauladan beliau dan kejujurannya maka kepala rampok pun bertaubat di hadapan syekh abdul qadir dan berjanji tidak akan melakukan perbuatan yang di larang alloh dan merugikan banyak orang.dan hasil rampokannya pun dikembalikan kepada pemiliknya.

Rabu, 19 Juni 2013

SUAMI YANG BAIK HATI
Suamiku adalah seorang pekerja keras. Dia membangun segala yang ada di keluarga ini dari nol besar hingga menjadi seperti saat ini. Sesuatu yang kami rasa sudah lebih dari cukup.  Aku merasa sangat berdosa ketika teringat suamiku pulang bekerja dan aku menyambutnya dengan amarah, tak kuberikan secangkir teh hangat melainkan kuberikan segenggam luapan amarah. Selalu kukatakan pada dia bahwa dia tak peduli padaku, tak mengerti aku, dan selalu saja sibuk dengan pekerjaannya.  Tapi kini aku tahu. Semua ucapanku selama ini salah dan hanya menjadi penyesalanku karena dia telah tiada. Temannya mengatakan padaku sepeninggal kepergiannya. Bahwa dia selalu membanggakan aku dan anakku di depan rekan kerjanya.  Dia berkata, “ setiap kali kami ajak dia makan siang, mas anwar jarang sekali ikut kalau tidak penting sekali, alasannya slalu tak jelas. Dan lain waktu aku sempat menanyakan kenapa dia jarang sekali mau makan siang, dia menjawab, “ aku belum melihat istriku makan siang dan aku belum melihat anakku minum susu dengan riang, lalu bagaimana aku bisa makan siang.”  Saat itu tertegun, aku salut pada suamimu. Dia sosok yang sangat sayang pada keluarganya. Suamimu bukan saja orang yang sangat sayang pada keluarga, tapi suamimu adalah sosok pemimpin yang hebat. Selalu mampu memberikan solusi-solusi jitu pada perusahaan.”  Aku menahan air mataku karena aku tak ingin menangis di depan rekan kerja suamiku. Aku sedih karena saat ini aku sudah kehilangan sosok yang hebat. Teringat akan amarahku pada suamiku, aku selalu mengatakan dia slalu menyibukkan diri pada pekerjaan, dia tak pernah peduli pada anak kita.  Namun itu semua salah. Sepeninggal suamiku. Aku menemukan dokumen2 pekerjaannya. Dan aku tak kuasa menahan tangis membaca di tiap lembar di sebuah buku catatan kecil di tumpukan dokumen itu, yang salah satunya berbunyi:  “ Perusahaan kecil CV. Anwar Sejahtera di bangun atas keringat yang tak pernah kurasa. Kuharap nanti bukan lagi CV.Anwar Sejahtera, melainkan akan di teruskan oleh putra kesayanganku dengan nama PT. Syahril Anwar Sejahtera.  Maaf nak, ayah tidak bisa memberikanmu sebuah kasih sayang berupa belaian. Tapi cukuplah ibumu yang memberikan kelembutan kasih sayang secara langsung. Ayah ingin lakukan seperti ibumu. Tapi kamu adalah laki-laki. Kamu harus kuat. Dan kamu harus menjadi laki-laki hebat. Dan ayah rasa, kasih sayang yang lebih tepat ayah berikan adalah kasih sayang berupa ilmu dan pelajaran.  Maaf ayah agak keras padamu nak. Tapi kamulah laki-laki. Sosok yang akan menjadi pemimpin, sosok yang harus kuat menahan terpaan angin dari manapun. Dan ayah yakin kamu dapat menjadi seperti itu.”  Membaca itu, benar2 baru kusadari betapa suamiku menyayangi putraku, betapa dia mempersiapkan masa depan putraku sedari dini. Betapa dia memikirkan jalan untuk kebaikan anak kita.  Setiap suamiku pulang kerja. Dia selalu mengatakan, “ ibu capai? istirahat dulu saja”. Dengan kasar kukatakan, “ya jelas aku capai, semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Urus anak, urus cucian, masak, ayah tahunya ya pulang datang bersih.titik.”  Sungguh, bagaimana perasaan suamiku saat itu. Tapi dia hanya diam saja. Sembari tersenyum dan pergi ke dapur membuat teh atau kopi hangat sendiri. Padahal kusadari. Beban dia sebagai kepala rumah tangga jauh lebih berat di banding aku. Pekerjaannya jika salah pasti sering di maki-maki pelanggan. Tidak kenal panas ataupun hujan dia jalani pekerjaannya dengan penuh ikhlas.  Suamiku meninggalkanku setelah terkena serangan jantung di ruang kerjanya, tepat setelah aku menelponnya dan memaki-makinya. Sungguh aku berdosa. Selama hidupnya tak pernah aku tahu bahwa dia mengidap penyakit jantung. Hanya setelah sepeninggalnya aku tahu dari pegawainya yang sering mengantarnya ke klinik spesialis jantung yang murah di kota kami.  Pegawai tersebut bercerita kepadaku bahwa sempat dia menanyakan pada suamiku. “Pak kenapa cari klinik yang termurah? saya rasa bapak bisa berobat di tempat yg lebih mahal dan lebih memiliki pelayanan yang baik dan standar pengobatan yang lebih baik pula”  Dan suamiku menjawab, “tak usahlah terlalu mahal. Aku hanya ingin tahu seberapa lama aku dapat bertahan. Tidak lebih. Dan aku tak mau memotong tabungan untuk hari depan anakku dan keluargaku. Aku tak ingin gara-gara jantungku yang rusak ini mereka menjadi kesusahan. Dan jangan sampai istriku tahu aku mengidap penyakit jantung. Aku takut istriku menyayangiku karena iba. Aku ingin rasa sayang yang tulus dan ikhlas.”  Ya Robb..Maafkan hamba-Mu Ya Allah, hamba tak mampu menjadi istri yang baik. Hamba tak sempat memberikan rasa sayang yang pantas untuk suami hamba yang dengan tulus menyayangi keluarga ini.  Aku malu pada diriku. Hanya tangis dan penyesalan yang kini ada. Saya menulis ini sebagai renungan kita bersama. Agar kesalahan yang saya lakukan tidak di lakukan oleh wanita-wanita yang lain. Karena penyesalan yang datang di akhir tak berguna apa-apa. Hanyalah penyesalan dan tak merubah apa-apa.  Banggalah pada suamimu yang senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari.  Banggalah pada suamimu, karena ucapan itu adalah pemberian yang paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.  Sambut kepulangannya di rumah dengan senyum dan sapaan hangat. Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana. Sambutlah dengan penuh rasa tulus ikhlas untuk menyayangi suamimu. Selagi dia kembali dalam keadaan dapat membuka mata lebar-lebar. Dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya. Teruntuk suamiku. Maafkan aku sayang. Terlambat sudah kata ini ku ucapkan. Aku janji pada diriku sendiri teruntukmu. Putramu ini akan kubesarkan seperti caramu. Putra kita ini akan menjadi sosok yang sepertimu. Aku bangga padamu, aku sayang padamu. Istrimu Rina Silahkan berbagi tulisan ini kepada saudara, teman, kerabat anda. Saya berharap pengalaman yg saya miliki dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.
------------------------------------Selesai-----------------

Selasa, 18 Juni 2013

Kisah Inspirasi Islami | Setia Sepanjang Usia 
    Disebuah rumah sederhana yang asri tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan.  Sang suami merupakan seorang pensiunan sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga. Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal dirumah mereka menolak ketika putra-putri mereka menawarkan untuk ikut pindah bersama mereka....  Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu menghabiskan waktu mereka yang tersisa dirumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa dalam keluarga itu.  Suatu senja ba’da Isya disebuah masjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang tadi dikenakannya ke masjid tadi. Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri “Kenapa Bu?” Istrinya menoleh sambil menjawab “Sandal Ibu tidak ketemu Pa”.  “Ya udah pakai ini saja” kata suaminya sambil menyodorkan sandal yang dipakainya. Walau agak ragu sang istri tetap memakai sandal itu dengan berat hati.  Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya. Jarang sekali ia membantah apa yang dikatakan oleh sang suami.  Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.  “Bagaimanapun usahaku untuk berterimakasih pada kaki istriku yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya.  Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku saat aku pulang, kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan anak-anakku”.  Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah tempat bahagia bersama….  Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan. Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.  Jari-jari yang mulai keriput itu dalam genggamannya mulai dirapikan dan setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut dan bergumam “Terimakasih ya, Bu ”.  “Tidak, Ibu yang terimakasih sama Bapak, telah membantu memotong kuku Ibu” tukas sang istri tersipu malu.  “Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa yang belum tentu sanggup aku lakukan. Aku takjub betapa luar biasanya Ibu. Aku tau semua takkan terbalas sampai kapanpun” kata suaminya tulus.  Dua titik bening menggantung disudut mata sang istri “Bapa kok bicara begitu? Ibu senang atas semuanya Pak, apa yang telah kita lalui bersama adalah luar biasa.  Ibu selalu bersyukur atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk. Semuanya dapat kita hadapi bersama.”  Hari Jum’at yang cerah setelah beberapa hari hujan. Siang itu sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at,  Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri menatap tepat pada matanya sebelum akhirnya melangkah pergi.  Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri hingga saat beberapa orang mengetuk pintu membawa kabar yang tak pernah diduganya.  Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di dunia. Ia telah pulang menghadap sang penciptanya ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya saat duduk membaca Tahyat terakhir.  Masih dalam posisi duduk sempurna dengan telunjuk kearah Kiblat, ia menghadap Yang Maha Kuasa.  “Subhanallah sungguh akhir perjalanan yang indah” gumam para jama’ah setelah menyadari kalau dia telah tiada.  Sang istri terbayang tatapan terakhir suaminya saat mau berangkat ke masjid. Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan pengganti ucapan selamat tinggal.  Ataukah suaminya khawatir meninggalkannya sendiri didunia ini. Ada gundah menggelayut dihati sang istri. Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya,  Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun keikhlasan dihatinya yang bisa menghambat perjalanan sang suami menghadap Sang Khalik.  Dalam do’a dia selalu memohon kekuatan agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan pada tempat yang layak.  Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya. Dengan wajah yang cerah sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri dengan lembut. “Apa yang Bapak lakukan?’ tanya istrinya senang bercampur bingung.  “Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang. Bapak tidak bisa tanpa Ibu, bahkan setelah kehidupan didunia berakhir,Bapak selalu butuh Ibu. Saat disuruh memilih pendamping Bapak bingung, kemudian bilang pendampingnya tertinggal, Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu.”  Istrinya menangis sebelum akhirnya berkata “Ibu ikhlas Bapak pergi, tapi Ibu juga tidak bisa bohong kalau Ibu takut sekali tinggal sendiri.. Kalau ada kesempatan mendampingi Bapa sekali lagi dan untuk selamanya tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan."  Sang istri mengakhiri tangisannya dan menggantinya dengan senyuman. Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya….

Senin, 10 Juni 2013

Setiap Manusia Adalah Perahu Yang Berlayar Di Samudra Kehidupan Hidup kita ibarat perahu ditengah samudra luas yang penuh badai dan angin kencang namun ddidalam perahu itu sudah dilengkapi dengan alat-alat komunikasi dan kompas, ketika seorang insan sudah terlalu jauh dari jalan yang harusnya ditempuh maka  alat komunikasinya adalah Allah dan kompasnya adalah alqur'an dan alhadits, tidak ada yang lain. Lebih dari itu... Manusia diciptakan dengan sangat baik oleh Allah, dilengkapi dengan bakat serta kemampuan yg luar biasa. Diberi hati nurani dan akal budi serta kebebasan untuk menjalankan perahu kehidupan kita secara baik dan benar.    Bahkan seekor lalat pun rezekinya sudah diatur oleh Maha Besar Allah, lalu bagaimana mungkin seorang manusia yang jauh lebih sempurna (memiliki akal budi & perasaan) masih mengeluh bahwa hidup ini tidak adil, mengeluh bahwa rezeki mereka terlalu sempit, mengeluh bahwa tidak ada satupun kesempatan yang datang pada mereka. bukankah semua keluhan itu bisa menjadikan mereka muslim yang kufur? bagi mereka yang sering berpikiran demikian tidak ada salahnya jika sesama muslim kita saling mengigatkan, cobalah ajak mereka berjalan keluar dan mengelilingi daerah sekitarnya, cobalah minta mereka tidak hanya melihat dengan mata tapi juga melihat dengan hati dan pikiran yang jernih, lhat bagaimana seorang pemulung masih bisa makan, cobalah lihat bagaimana seorang tukang parkir masih bisa bertahan hidup, cobalah lihat seroang penjual kerupuk masih bisa bersyukur, dan banyak lagi! apa kurang cukup bukti bahwa manusia sudah ditakdiran sebagai salah satu penciptaan Allah yang paling sempurna, hanya orang-orang kufur yang bisanya mengelu dan mengatakan hidup ini tidak adil.  Tidak ada gunanya perahu yang hebat jika hanya ditambat di dermaga. Sejatinya hidup kita adalah berlayar mengarungi samudra, melawan badai, menembus ombak dan menemukan pantai harapan. Sejatinya hidup selalu ada masalah, dan manusia akan selalu dihadapkan dengannya tinggal bagaimana manusia mengunakan alat komunikasi dan kompasnya untuk menghadapi semua masalah itu.  Mari kita kembangkan layar, penuhi dada kita dengan keyakinan bahwa Allah bersama kita... Allah Hu Akbar!!!    ______________________  Ditulis oleh Al amin Ibnu
Di post oleh alkhafidz.di www.ceritanyataislam.blogspot.com


Kisah Hikmah Islami |
Batu Kecil Membuat Kita Menengadah KepadaNya Kisah Hikmah Islami |
 BATU KECIL Membuat Kita MENENGADAH  KepadaNya 
Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.  Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak dapat mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.   ....  Untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan orang tersebut. Orang itu berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yang sama.  Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu kecil itu tepat mengenai kepala orang itu, dan karena merasa sakit, orang itu menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesan pentingnya.  Allah kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Seringkali Allah melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Allah sering menjatuhkan “batu kecil” kepada kita.  Seandainya…Orang yang dilempari uang logam itu “menyadari” bahwa uang tersebut “jatuh dari atas”, tentunya dia akan menengadah ke atas sehingga pekerja tadi dapat menjatuhkan catatan pesan pentingnya dan “tidak perlu” menjatuhkan “batu kecil” tsb.  Demikian juga dengan kita. Seandainya setiap rahmat yang diberikan Allah kepada kita, cukup mampu membuat kita menengadah kepadaNya. Tentunya Allah tidak perlu menjatuhkan “batu kecil” kepada kita.  Tubuh kita, kesehatan kita, pengetahuan dan ilmu yang ada di pikiran dan hati kita, harta kita, dan semua yang kita anggap milik kita sesungguhnya adalah milik Allah, titipan Allah kepada kita.  Semua itu adalah rahmat yang diberikan Allah kepada kita. Seyogyanya kita (kami dan Anda) cukup mampu untuk “menengadah kepada-Nya” …. senantiasa bersyukur dan selalu ingat kepada “catatan penting” dari Allah, yaitu berkewajiban mengamalkannya sehingga “rahmat” tadi dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Minggu, 09 Juni 2013

SEMUA DARI ALLAH KEMBALI KEPADA ALLAH SEMATA

 Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, Atas Kemurahan dan KebesaranNYA kami keluarga besar "JIWASEDEKAH" bisa menyapa kembali sahabat-sahabatku semua di seluruh dunia. Mari sejenak kita merenung memuji KEBESARAN ALLAH SWT. atas pemberiaan serta nikmat sehat kepada kita serta sekeluarga kita dan rekan-rekan kita semua.  ALLAH MAHA DARI MAHA SEGALANYA, tapi kenapa terkadang kita ragu serta bimbang....atas KEBESARANNYA apakah masih kurang bukti bagi kita, KEMAHA AGUNGNYA DAN MAHA SEGALANYA....lihatlah keluar dari tempat anda tataplah keatas .....APA KAMU MASIH RAGU???  Posting berjudul SEMUA DARI ALLAH KEMBALI KEPADA ALLAH SEMATA ini akan kita bahas bersama-sama kenapa sih saya sudah melakukan dan melaksanakan tetapi kok belum ada hasilnya?? mari kita lihat dulu lebih dalam jika sahabatku mau berbuat kebaikan maka luruskan niat dulu sebelum jauh melangkah.  Judul posting diatas sangat dekat sekali jika kita mau merenung dan meletakan dalam diri sanubari kita yang paling dalam.Bahwa semua milik ALLAH SWT SEMATA. tapi kenapa kita bohong dan selalu merasa bahwa ini punya saya dari hasil jerih payah saya, tapi kenapa tidak berfikir dari mana sumber jerih payah sahabat, bahwa berasal tidak lain dan tidak ada yang lainnya semua atas KEMAHA KASIH SAYANGNYA ALLAH SWT.  Maka dari itu sebelum kita melakukan kebaikan tancapkan NIAT DAN LURUSKAN NIAT bahwa ini dari ALLAH SWT yang diberikakan padaku dan aku gunakan atas IJIN DAN RIDLO ALLAH SWT untuk apa...misal bersedekah menolong seseorang dll banyak sekali jenis-jenis kebaikan.....maka nanti anda akan merasakan RASA yang akan anda rasakan yang luar biasa....dan ini bisa dipraktekan untuk tau bagaimana sih rasanya setelah meluruskan niat dan melaksanakan kebaikan itu.  terus bagaimana jika mengalami suatu masalah atau suatu keinginan yang belum bisa terlaksana maka anda wajib MELURUSKAN NIAT yang seperti diatas dan merasa yakin bahwa pilihan ALLAH lebih baik dari pilihan sahabat....  bagi sahabatku yang setiap hari berdagang atau mengantor atau kegiatan setiap harinya untuk mencari nafkah  maka anda juga meluruskan niat dan tancapkan dalam diri sahabatku " NIAT MELAKSANAKAN TUGAS DARI ALLAH UNTUK ALLAH BAIK UNTUK ALLAH SENANG BAGI ALLAH " Dari niat diatas dapat kita garis bawahi bahwa anda selama ini masih berniat bekerja dan ingin2 mencari hasil yang baik katakanlah ingin RAME LARIS LANCAR itu menurut anda. tapi masih belum pasti baik bagi  ALLAH karena hasil yang anda hasilkan nanti akan membuat kita akan lebih sengsara dan kurang berkah.TAPI kalau kita dari awal sudah berniat untuk ALLAH kembali KEPADA ALLAH hasil yang terbaik pasti kita capai.    Walaupun setelah anda meluruskan niat tapi kenapa kok malah sepi dan gak lancar....berarti ALLAH meringankan kita....sebab kalau sepi kan bisa istirahat dan jika belum berhasil maka ada keberkahan dibalik semua itu telitilah sahabatku secara cermat.... ALLAH SEBENARNYA MAHA BAIK TETAPI KITA YANG TERKADANG INGKAR DAN SELALU MENYALAHKAN ALLAH.  Sedikit kata dari kami untuk sahabatku tercinta, tanamkan keyakinan iman di dalam sanubari kita BAHWA ALLAH MAHA DARI SEGALANYA jangan bimbang dan ragu karena SYETAN & JIN akan memberikan rayuan yang instan cepat terlaksana tetapi itu semua hanyalah kesuksesan yang berakhir kepahitan kepedihan.  maha suci Allah maha agung Allah maha dari segala galanya SALAM BUAT KELUARGA SAHABAT-SAHABATKU SEMUA

Sabtu, 08 Juni 2013

                                 Kisah dari alam kematian


Cerita ini saya angkat dari pengalaman orang lain yang telah mati suri yang telah di alami oleh Ella Az-Zahra Aslina beliau adalah warga pekan baru yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri. Dan Ibu Aslina pernah diundang untuk member kesaksian pada acara Kick Andy di Metro TV.   Sebelum Aslina memberi kesaksian panjang lebar. Pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Oleh karena itu sempat  menderita selama tiga tahun.Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid) .  Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit di jakarta. Setelah itu, Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi.. ”Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,’‘jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat.  Dalam kondisinya yang masih lemah. Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke jakarta sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak. Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ”Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir, ” ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya dipetik dari hasil trening ESQ.Dan juga dari acara Kick Andi.   ”Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,” begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW.   Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ”Saya telah merasakan mati,” ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya,terlalu sakit mati itu.Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ”Terasa malaikat mencabut (nyawa) dari kaki kanan saya,”tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ”Saat di ujung napas, saya berzikir,” ujarnya. ”Sungguh sakitnya, Pak, Bu,”ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru. Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan.  Assalammualaikum kepada ruh Aslina. ”Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,” ujar Aslina menceritakan pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ‘’siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu.. “Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ”Tak ada teman kecuali amal,” tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau.  Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang penceramah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis,badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.  Kemudian Aslina melanjutkan. ”Bapak, Ibu, ingatlah mati,” sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan”Ayah”. ”Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,” tanyanya. Lalu muncullah satu sosok roh.  Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: ”Wahai ayah, janji saya telah sampai.” Mendengar itu ayah saya menangis.  Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ”Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. ” ruh Aslina pun menjawab. ”Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai”. Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada. ”Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,” ujarnya bak seorang penceramah.  Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ”Siapa kamu?” lalu perempuan itu menjawab.”Akula (amal) kamu.” Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa.  Dan di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi yang sangat berat, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya. ”Siapa manusia ini?” Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang. Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas.  Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.  Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia. Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar.Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya.   Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir. Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut adalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik,red).  Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan adzan seperti adzan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya.”Saya mau shalat.” Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ”Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,” ungkap Aslina. Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW.  Dimakam tersebut batangan-batangan emas di dalam tepak ”husnul khatimah” itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ”Tolong kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.” Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ”Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini.  Ya Allah.” Manusia-manusia itu juga memohon.”Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.” Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah. ”Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yangditunjukkan Allah kepada kita semua. Paling tidak ada hikah yang besar yang Allah tunjukkan kepada orang – orang yang selama ini masih ragu akan kebenaran adanya hari akhir, terutama kepada agama – agama lain yang belum yakin akan kebenaran ajaran Islam.   Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal sholeh, persis apa yang juga ttelah disampaikan oleh peneliti masalah mati suri dari Amerika yaitu Raymond yang menyebutkan ”aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan  semuanya, entah apa maksudnya dari ucapan Raymond yang belum percaya akan agama islam”.   Ya kembali pada masalah pembahasannya yaitu pada ayat-Nya Allah berfirman disurat Al-Mu’minun (23) ayat 99-100:  #Ó¨Lym #sŒÎ) uä!%y` ãNèdy‰tnr& ßNöqyJø9$# tA$s% Éb>u‘ ÈbqãèÅ_ö‘$# ÇÒÒÈ   þ’Ìj?yès9 ã@yJôãr& $[sÎ=»|¹ $yJŠÏù àMø.ts? 4 Hxx. 4 $yg¯RÎ) îpyJÎ=x. uqèd $ygè=ͬ!$s% ( `ÏBur NÎgͬ!#u‘ur îˆy—öt/ 4’n<Î) ÏQöqtƒ tbqèWyèö7ムÇÊÉ  Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:”Ya, Tuhanku kembalikanlah aku(ke dunia).”(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100 Dan adapun dalil yang lain Quran Surat Az-Zumar ayat 39   ö@è% ÉQöqs)»tƒ (#qè=yJôã$# 4’n?tã öNà6ÏGtR%s3tB ’ÎoTÎ) ×@ÏJ»tã ( t$öq|¡sù šcqßJn=÷ès? ÇÌÒÈ    39. Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan mengetahui”.  Dari cerita diatas semoga dapat diambil hhikmahnya untuk kita yang masih hidup. Dan yang yang lebih penting kita dapat memberikan mamfaat bagi semua orang. Wallahu a’lam bissawab.